Selasa, 23 Desember 2014

Prinsip Dasar PMI (Kemanusiaan)

PRINSIP DASAR PALANG MERAH INDONESIA
"KEMANUSIAAN "

1. Kemanusiaan (humanity)

Manusia adalah makhluk sosial, dengan demikian mahasiswa sebagai manusia tidak dapat hidup seorang diri, mahasiswa berada dalam kelompok yang disebut masyarakat. Kemanusiaan memiliki arti menolong korban perang atau bencana dengan keinginan yang kuat dan ikhlas dalam menjalankannya dimanapun dan kapanpun. Kemanusiaan itu adalah segala sesuatu yang berurusan/seluk-beluk dengan namanya manusia.

Palang Merah Indonesia tidak berpihak pada golongan politik, ras, suku ataupun agamatertentu. Palang Merah Indonesia dalam pelaksanaannya juga tidak melakukan pembedaan tetapi mengutamakan objek korban yang paling membutuhkan pertolongan segera untuk keselamatan jiwanya.

Kemanusiaan adalah salah satu dari lima nilai Moral Islam. Setiap jiwa layak dihargai dan tidak boleh dihilangkan secara semena-mena. Islam mengatur bagaimana menghargai jiwa manusia di masa perang maupun di masa damai (hukum pidana). Nilai ini diberi nama Hayat meminjam istilah dalam surat Al-Baqarah 2:179 "Dan dalam kisas itu ada (jaminan kelangsungan) hidup (hayat) bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa."

Jika kita lihat dalam Pancasila sila ke dua yaitu Kemanusian yang adil dan beradab, adalah membimbing bekal amal pada agama kita dalam menjalankan hal tersebut bila kita amalkan. Apa saja yang kita temui di negeri ini mengenai manusia yang tidak menemukan adil dan beradab dari pemimpinnya dan alamnya adalah menguji manusia manusia yang mampu dan sanggup memberikan adil dan beradab untuk manusia yang tidak menemukan dalam arti untuk masalah kemanusiaan ini tidak bisa dikerjakan sendiri karena hanya materil yang dapat memberikan keadilannya yang dikerjakan sosok manusia yang beradab. 

Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59.

Dalam berbagai kegiatan PMI komitmen terhadap kemanusiaan seperti Strategi 2010 berisitentang memperbaiki hajat hidup masyarakat rentan melalui:
1.      Promosi prinsip nilaikemanusiaan, penanggulangan bencana,
2.      Kesiapsiagaan penanggulangan bencana, kesehatandan perawatan di masyarakat,

      Deklarasi Hanoi (United for Action) berisi penanganan program pada isu-isu penanggulangan bencana,
4.      Penanggulangan wabah penyakit, remaja dan manula,
5.      Kemitraan dengan pemerintah,
6.      Organisasi dan manajemen kapasitas sumber daya serta humas dan promosi,
Plan of Action merupakan keputusan dari Konferensi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah ke-27 di Jenewa Swiss tahun 1999.Dalam konferensi tersebut Pemerintah Indonesia dan PMI sebagai peserta menyatakan ikrardi bidang kemanusiaan.Hal ini sangat sejalan dengan tugas pokok PMI adalah membantu pemerintah Indonesia di bidang sosial kemanusiaan terutama tugas-tugas kepalangmerahan yang meliputi:
1.      Kesiapsiagaan Bantuan dan Penanggulangan Bencana,
2.      Pelatihan Pertolongan Pertama untukSukarelawan,
3.      Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat,
4.      Pelayanan TransfusiDarah.
Kinerja PMI dibidang kemanusiaan dan kerelawanan mulai dari tahun 1945 sampai dengan saat ini antara lain sebagai berikut: Membantu saat terjadi peperangan/konflik.
Tugas kemanusiaan yang dilakukan PMI padamasa perang kemerdekaan RI, saat pemberontakan RMS, peristiwa Aru, saat gerakan koreksidaerah melalui PRRI di Sumbar, saat Trikora di Irian Jaya, Timor Timur dengan operasikemanusiaan di Dilli, pengungsi di Pulau Galang. Membantu korban bencana alam. Ketika gempa terjadi di Pulau Bali (1976), membantukorban gempa bumi (6,8 skala Richter) di Kabupaten Jayawijaya, bencana GunungGalunggung (1982), Gempa di Liwa-Lampung Barat dan Tsunami di Banyuwangi (1994),gempa di Bengkulu dengan 7,9 skala Richter (1999), konflik horizontal di Poso-Sulteng dankerusuhan di Maluku Utara (2001), korban gempa di Banggai di Sulawesi Tengah (2002)dengan 6,5 skala Richter, serta membantu korban banjir di Lhokseumawe Aceh, Gorontalo, Nias, Jawa Barat, Tsunami di Nangroe Aceh Darussalam, Pantai Pangandaran, dan gempa bumi di DI Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah.

Semua dilakukan jajaran PMI demi rasakemanusiaan dan semangat kesukarelawanan yang tulus membantu para korban dengan berbagai kegiatan mulai dari pertolongan dan evakuasi, pencarian, pelayanan kesehatan dantim medis, penyediaan dapur umum, rumah sakit lapangan, pemberian paket sembako, pakaian pantas pakai dan sebagainya.Transfusi darah dan kesehatan. Pada tahun 1978 PMI memberikan penghargaan Pin Emasuntuk pertama kalinya kepada donor darah sukarela sebanyak 75 kali.

Berdasarkan PeraturanPemerintah Nomor 18 Tahun 1980 telah diatur tentang tugas dan peran PMI dalam pelayanantransfusi darah. Keberadaan Unit Transfusi Darah PMI diakui telah banyak memberikanmanfaat dan pertolongan bagi para pasien/penderita sakit yang sangat membutuhkan darah.Ribuan atau bahkan jutaan orang terselamatkan jiwanya berkat pertolongan Unit TransfusiDarah PMI. Demikian pula halnya dengan pelayanan kesehatan, hampir di setiap PMI di berbagai daerah memiliki poliklinik secara lengkap guna memberikan pelayanan kepadamasyarakat secara murah.untuk menjaga perdamaian dunia Basis Masyarakat.

Guna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi pada saat-saat yang akan datangsaat ini PMI tengah mengembangkan Program Community Based Disarter Preparedness(Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat). Program ini dimaksudkan mendorong pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk menyiagakan dalam mencegah serta mengurangidampak dan risiko bencana yang terjadi di lingkungannya. Hal ini sangat penting karena masyarakat sebagai pihak yang secara langsung terkena dampak bila terjadi bencana.

Selain itu di Palang Merah Indonesia juga marak di selenggarakan pelatihan untukPertolongan Pertama Berbasis Masyarakat (Community Based First Aid/ CBFA)Pada dasarnya seluruh gerakan kepalangmerahan haruslah berbasis masyarakat, ujungtombak gerakan kepalangmerahan adalah unsur unsur kesukarelaan seperti Korps Sukarelaatau KSR maupun Tenaga Sukarela atau TSR dan juga Palang Merah Remaja atau PMR danseluruh unsur ini selalu berbasis pada anggota masyarakat sesuai salah satu prinsip kepalang merahan yaitu kesemestaan.

Seiring dengan perjalanan waktu, roda organisasi PMI terus berputar untuk selalu menjalankan kegiatan-kegiatan kemanusiaan. Usia boleh bertambah, tetapi semangat PMI tetaplah muda dengan generasi muda sebagai relawan sekaligus nakhoda yang menggerakkan roda organisasi.

Generasi muda dibutuhkan untuk memegang peranan penting dalam aksi-aksi kemanusiaan yang terus bergulir di masyarakat. Semangat yang terus berkobar dan menyala dalam diri relawan muda PMI tidak hanya dibutuhkan bagi organisasi, tetapi juga menjadi seruan untuk mengajak seluruh kalangan menjadi bagian dari aksi-aksi kemanusiaan. Di tengah kondisi bangsa yang terus berjuang, generasi muda memegang peran yang teramat penting. Di tengah perkembangan teknologi, generasi muda diharapkan dapat menyerukan nilai-nilai kemanusiaan dan kebaikan kepada sesama. 

Menurut Ketua Umum PMI H M Jusuf Kalla, pesan-pesan yang menyuarakan semangat kemanusiaan ini diharapkan dapat diserap dan diwujudkan sebagai sebuah aksi kemanusiaan secara global. Slogan ‘Kaum Muda Sebagai Agen Perubahan’ masih relevan sebagai tema peringatan hari ulang tahun PMI tahun ini. Relawan PMI telah menujukkan peran sebagai agen perubahan di masyarakat dengan membantu penanggulangan bencana, donor darah, pelestarian lingkungan, kegiatan sosial, dan memberikan bantuan kesehatan. 

Kegiatan kemanusiaan yang melibatkan generasi muda, kalangan remaja, atau komunitas anak muda untuk menyuarakan semangat kemanusiaan ke masyarakat. Pesan-pesan semangat kemanusiaan yang dimaksud yakni, pentingnya kesiapsiagaan bencana, pentingnya keselamatan di jalan raya (kampanye safety road), darah untuk sesama, perlunya penghijauan lingkungan, dan pentingnya terlibat dalam aksi-aksi kemanusiaan. 

Jadi, Kemanusiaan adalah rasa bersimpatih terhadap sesama manusia dimana kita tahu dan menyadari betapa pentingnya hati nurani dalam menghadapi setiap persoalan kehidupan di sekitar kita agar kita dapat berbagi rasa dan dapat menolong bagi yang membutuhkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar